Dekompresi fossa posterior, yang juga disebut kraniotomi suboksipital, adalah prosedur operasi yang bertujuan untuk mengurangi tekanan di sekitar otak dan sumsum tulang belakang. Terdapat tiga fossa kranial di otak, yaitu fossa anterior, fossa media, dan fossa posterior. Terletak di bagian otak paling belakang, fossa posterior menampung bagian batang otak dan otak kecil.
Dekompresi fossa posterior dilakukan untuk mengatasi kondisi penyempitan pada batang otak dan otak kecil. Operasi ini juga dapat memperbaiki sirkulasi cairan serebrospinal (CSF), cairan yang melindungi dan mengangkut nutrisi ke otak.
Gejala yang menandakan adanya kebutuhan untuk melakukan prosedur operasi ini, meliputi:
Selama operasi, pasien akan dibius total dan kemudian diposisikan tengkurap untuk memudahkan akses ke area bawah tulang tengkorak. Sayatan dibuat pada jaringan di bagian belakang kepala dan tulang leher yang menutupi dasar otak. Untuk menghilangkan penyempitan dan mengurangi tekanan, sepotong kecil tulang, baik dari dasar tengkorak atau bagian atas tulang belakang, akan diangkat. Setelah itu, sayatan akan ditutup dengan klip atau jahitan.
Tergantung pada diagnosis, prosedur yang dilakukan mungkin bervariasi. Misalnya, pengangkatan bagian bawah otak kecil mungkin diperlukan. Dalam kasus lain, reseksi tumor atau pengangkatan bekuan darah mungkin diperlukan. Rincian spesifik dari prosedur akan diinformasikan sebelum operasi dilakukan untuk memastikan pasien telah diberitahu secara menyeluruh.
Pasien akan merasa lega setelah menjalani prosedur dekompresi fossa posterior jika didiagnosis dengan kondisi:
Jika Anda mengalami salah satu dari kondisi di atas, segera buat janji temu dengan Chou Neuroscience Clinic untuk mendapat pengobatan yang disesuaikan dengan kondisi Anda.
Pada dasarnya, dekompresi fossa posterior dapat mengurangi tekanan yang menumpuk di dasar tulang tengkorak dan tulang belakang. Jika ditemukan pertumbuhan massa secara abnormal, kondisi tersebut akan ditangani selama operasi.
Pasien kemungkinan akan mengalami sakit kepala, nyeri leher ringan, mati rasa, dan kelelahan, pasca menjalani operasi. Namun, setelah proses pemulihan, pasien bisa berharap akan merasa baikan dan lebih ringan dari gejala sebelum dilakukan operasi.
Pemulihan pasien pasca operasi tergantung pada kondisi otak dan sumber penyebab munculnya gejala. Dokter spesialis bedah saraf akan menangani komplikasi yang mungkin terjadi dengan tepat.
Operasi ini biasanya merupakan prosedur satu kali jalan, tetapi pengobatannya tidak berakhir setelah operasi selesai. Setelah menjalani operasi, Anda akan dipantau untuk memastikan stabilitas tanda vital dan peningkatan fungsi neurologis tercapai melalui serangkaian pemeriksaan neurologis.
Setelah Anda kembali ke rumah, dokter spesialis bedah saraf akan meminta Anda menghindari aktivitas berat selama beberapa waktu. Anda dapat mengharapkan jadwal kontrol rutin untuk memantau kemajuan dan mengatasi masalah. Anda juga akan dibantu oleh terapis fisik untuk mengembalikan fungsi kognitif dan fisik Anda.
Seperti operasi lainnya, ada risiko yang akan diinformasikan dokter kepada pasien sebelum tindakan dimulai. Kemungkinan risiko ini biasanya jarang terjadi jika ditangani oleh dokter spesialis bedah saraf yang berpengalaman. Meskipun demikian, beberapa risiko yang mungkin terjadi meliputi:-- Infection: which will be managed with antibiotics.
-- Infeksi: dapat ditangani dengan obat antibiotik.
-- Muntah atau mual: saat tubuh menyesuaikan diri dengan proses pemulihan.
-- Kebocoran cairan otak: memerlukan operasi dan investigasi lanjutan.
Prosedur operasi biasanya memakan waktu 2-3 jam, tetapi durasinya tergantung pada kompleksitas kasus dan teknik bedah yang digunakan.
Biasanya, operasi ini memberikan kelegaan untuk jangka panjang, tetapi terkadang gejala dapat kambuh kembali. Anda dapat memantau perkembangan kondisi Anda bersama dokter spesialis bedah saraf untuk mengatasi masalah apa pun dengan segera.