Beberapa jabatan yang sebelumnya dipegang oleh Dr. Chou Ning, meliputi:
Dr. Chou Ning pernah mengabdi selama tiga tahun, dari tahun 1994 sampai 1997, di Royal London Hospital, Whitechapel, Inggris. Beliau dikirim oleh Kementerian Kesehatan setelah menerima penghargaan Human Manpower Development Planning for Neurosurgery (Program Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam bidang Bedah Saraf).
Dr. Chou Ning pernah menjalani masa pelatihan di Royal London Hospital di bawah bimbingan Dr. Tom King, pelopor dari prosedur Translabyrinthine Approach for Acoustic Neuroma (Pendekatan Translabirin untuk mengangkat Neuroma Akustik).
Dr. Chou Ning adalah murid terakhir yang dididik langsung oleh Dr. Tom King yang juga pernah belajar di bawah bimbingan ahli bedah saraf ternama, yaitu Northfields.
Di antara tahun 1994 hingga 1997, Dr. Chou Ning juga berlatih di bawah ahli bedah saraf terkemuka, seperti Dr. Afshar, yang dikenal sudah terbiasa menyelesaikan operasi reseksi transphenoidal untuk Tumor Pituitari dalam waktu kurang dari satu jam.
Sekembalinya ke Singapura, Dr. Chou Ning segera diangkat menjadi Kepala Unit Bedah Saraf di National University of Singapore. Selama lebih dari dua dekade, Dr. Chou Ning berhasil mengembangkan Unit Bedah Saraf dari yang sebelumnya hanya mampu menangani 250 operasi per tahun menjadi sekitar 1.000 operasi per tahun.
Secara khusus, Dr. Chou Ning memiliki ketertarikan pada teknik bedah saraf mikrovaskular. Karena itu, Dr. Chou Ning pun menyelenggarakan berbagai kursus pelatihan bedah menggunakan cadaver berskala internasional dan menghadirkan sejumlah pembicara terkemuka, seperti Prof. Rhoton dari Amerika Serikat, Prof. Rodney Lang dari Addenbrookes, Cambridge, Inggris, dan Prof. Axel Perneczky dari Johannes Gutenberg University, Mainz, Jerman.
Dr. Chou Ning juga berperan penting dalam menghidupkan kembali teknik operasi Bypass Karotis Eksternal - Karotis Internal (EC-IC). Teknik operasi ini sangat vital dalam menurunkan angka kematian akibat iskemia otak kritis yang simtomatik (terutama pada penyakit Moyamoya) pada tahun pertama, dari 37% pada kelompok yang ditangani secara konservatif menjadi 17% pada kelompok dengan bypass EC-IC.
Pada tahun 2007, Dr. Chou Ning menyelenggarakan simposium bedah secara langsung di mana beliau mendemonstrasikan dua kasus bypass otak kepada audiens internasional dengan narasi langsung untuk menyoroti detail penting dari berbagai aspek dan indikasi terhadap keberhasilan operasi bypass otak.
Sampai saat ini, Dr. Chou Ning telah berhasil memasang "klip" kepada lebih dari 300 penderita aneurisma sirkulasi anterior (aneurisma otak) serta menghabiskan waktu lebih dari 2 dekade untuk melakukan praktik bedah saraf di sektor publik.
Secara khusus, Dr. Chou Ning memiliki ketertarikan dalam perbaikan teknik operasi dengan pendekatan rectosigmoid untuk menangani cerebellopontine angle tumour (tumor CPA). Waktu operasi untuk jenis bedah ini telah berhasil dikurangi dari yang semula menghabiskan lebih dari 24 jam, menjadi kurang dari 6 jam.
Sampai saat ini, angka kematian dari operasi Dr. Chou Ning untuk kelompok pasien ini adalah NOL persen dengan reseksi volume tumor lebih dari 90% dan tingkat keberhasilan mempertahankan fungsi saraf wajah sebesar 95%.
Dr. Chou Ning juga mempelopori penelitian ilmiah translasional berprestasi di mana kerangka Bioabsorbable ditempatkan pada defek tengkorak sehingga memungkinkan migrasi sel-sel tulang ke dalamnya. Dengan terserapnya bio-scaffold ini secara bertahap, defek tengkorak tersebut akan tertutupi oleh tulang pasien sendiri.
Penelitian ini berhasil memenangkan penghargaan penelitian ilmiah dari Far East Economic Review dan penghargaan bergengsi IE Engineering di Singapura. Penelitian biomedis inovatif ini pun berhasil mendapatkan persetujuan dari FDA dan CE, sesuatu yang sudah didambakan. Sejak saat itu, perusahaan bernama "Osteopore International", untuk pertama kalinya, melantai di bursa saham Australia (IPO).