Conditions

Osteoporosis

Apa itu Osteoporosis?

Osteoporosis, atau "pengeroposan tulang", adalah penyakit yang menyebabkan tulang menjadi rapuh, mudah patah, dan lemah. Tubuh kita menciptakan sel tulang baru untuk menggantikan tulang yang lama. Namun, pada penderita osteoporosis, ada terlalu banyak sel tulang yang hilang sehingga sulit bagi tulang yang baru untuk menggantikan sel tulang lama atau tidak ada cukup sel tulang baru yang dibuat. Kondisi ini pada akhirnya dapat menyebabkan patah tulang saat individu tersebut batuk atau terjatuh dengan tidak terlalu keras.

Di Singapura, 1 dari 3 wanita Singapura berusia 50 tahun ke atas menderita pengeroposan tulang. Namun, meskipun kondisi ini sering terjadi, banyak orang yang tidak melakukan tes atau mendapatkan perawatan setelah mengalami patah tulang.

osteoporosis
Osteoporosis dapat menyebabkan tulang rapuh atau keropos dan rentan patah.

Osteoporosis memiliki empat tahap tergantung pada tingkat keparahannya, yaitu:

  • Tahap 1: tahap ini ditandai dengan pembentukan dan kehilangan tulang yang seimbang. Biasanya, tubuh manusia lebih banyak memproduksi sel tulang daripada kehilangannya. Oleh karena itu, pengeroposan tulang mulai muncul ketika rasio hilangnya tulang dan pembentukannya terjadi secara seimbang.
  • Tahap 2: terjadi pada mereka dengan kepadatan atau massa tulang yang rendah untuk usia mereka sekarang. Tahap ini terjadi ketika seseorang lebih sering mengalami kehilangan tulang daripada membentuk sel tulang baru. Kondisi ini disebut dengan osteopenia.
  • Tahap 3: secara resmi dikenal sebagai osteoporosis, orang yang menderita osteoporosis stadium 3 akan mengalami kehilangan tulang secara signifikan dan lebih rentan terhadap patah tulang.
  • Tahap 4: dikenal sebagai osteoporosis berat. Penderita osteoporosis stadium 4 lebih berisiko mengalami patah tulang dan postur tubuh yang membungkuk atau melengkung.
osteoporosis stages
Hilangnya massa dan kepadatan tulang dapat memicu osteoporosis.

Apa saja penyebab Osteoporosis?

Pada kondisi normal, tubuh kita berada dalam keadaan pembaruan tulang yang konstan. Ini berarti tulang, sel, dan jaringan yang lama digantikan oleh yang baru secara terus-menerus. Namun, seiring bertambahnya usia, proses penggantian ini melambat sehingga menyebabkan ketidakseimbangan karena lebih banyak tulang, sel, dan jaringan tua daripada yang baru.


osteoporosis spine
Postur tubuh membungkuk atau punggung yang melengkung adalah gejala umum pada osteoporosis tulang belakang.

Apa saja gejalanya?

Osteoporosis sering disebut sebagai silent disease (penyakit tanpa gejala) karena gejalanya tidak muncul sampai kondisi tersebut berada pada stadium 4, yaitu osteoporosis parah.

Beberapa peringatan gejala penyakit pengeroposan tulang yang perlu diwaspadai, antara lain:

  • Tulang mudah patah setelah terjatuh dengan tidak terlalu keras atau ringan.
  • Tinggi badan berkurang karena postur tubuh membungkuk.
  • Sakit punggung bagian bawah.

Osteoporosis biasanya juga ditandai dengan adanya fraktur atau patah tulang pada pinggul, pergelangan tangan, atau tulang belakang. Gejalanya bisa menyerupai gangguan tulang atau masalah kesehatan lainnya. Segera buat janji temu dengan Chou Neuroscience Clinic jika Anda sedang atau pernah mengalami gejala di atas.


Apakah Osteoporosis menyakitkan?

Beberapa penderita mungkin akan merasakan nyeri pada tulang dan otot, terutama pada punggung mereka. Terkadang, vertebra (tulang belakang) yang runtuh/kolaps dapat menyebabkan nyeri yang hebat, berkurangnya tinggi badan, atau kelainan tulang belakang.

Siapa yang berisiko mengidap Osteoporosis di Singapura?

Mengenali faktor risiko osteoporosis dapat membantu penderita untuk mengendalikan situasi dan mengambil keputusan aktif terkait kondisi kesehatan mereka. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini, di antaranya:

  • Genetik: riwayat osteoporosis di dalam keluarga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi tersebut.
  • Usia: osteoporosis lebih sering terjadi pada orang lanjut usia. Hal ini disebabkan oleh peningkatan jumlah kehilangan tulang dan berkurangnya pembentukan sel tulang baru, yang merupakan bagian alami dari penuaan.
  • Jenis kelamin: wanita lebih berisiko terkena osteoporosis daripada pria.
  • Perubahan hormon: rendahnya kadar estrogen pada wanita (pasca menopause atau wanita dengan gangguan menstruasi) dan testosteron pada pria dapat meningkatkan risiko osteoporosis.
  • Gaya hidup sedentari: olahraga dapat membantu meningkatkan kepadatan dan massa tulang. Gaya hidup sedentari (kurang gerak) akan menyebabkan massa tulang tidak bertambah, sehingga Anda lebih rentan terhadap osteoporosis.
  • Rendahnya asupan kalsium dan vitamin D: pola makan yang rendah mineral, kalsium, dan vitamin D dapat meningkatkan risiko terhadap osteoporosis dan patah tulang pada seseorang.
  • Tipe tubuh yang kurus atau ramping: tulang pada orang bertubuh kurus atau ramping memiliki massa dan kepadatan yang rendah jika dibandingkan dengan orang dengan berat badan yang lebih berat. Hal ini karena massa tulang akan meningkat saat dituntut untuk menopang beban berat.
  • Obat-obatan medis: beberapa jenis obat-obatan, seperti yang digunakan untuk mengobati kanker, diabetes tipe 2, rematik arthritis, dll., dapat meningkatkan risiko osteoporosis pada seseorang.
  • Kondisi medis lainnya: beberapa kondisi medis, seperti epilepsi, multiple sclerosis (MS), stroke, cedera tulang belakang, penyakit Parkinson, dan distrofi otot, dapat meningkatkan risiko osteoporosis.
  • Merokok: kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko osteoporosis dan sejumlah penyakit kronis mematikan lainnya.
  • Alkohol: tingginya konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko osteoporosis dan patah tulang pada seseorang.

spinal osteoporosis
Gangguan hormonal, merokok, dan usia, semuanya bisa berkontribusi terhadap perkembangan osteoporosis.

Bagaimana diagnosis terhadap Osteoporosis?

Diagnosis terhadap osteoporosis dilakukan dengan beberapa cara berikut ini:

  • Pemeriksaan fisik: selama pemeriksaan fisik, tinggi badan Anda akan diukur, dan tulang belakang Anda akan diperiksa.
  • Tes pencitraan: tes DEXA atau tes kepadatan tulang menggunakan rontgen dosis rendah dilakukan untuk mengukur kepadatan tulang Anda.
  • Tes darah dan urine: tes ini digunakan untuk mengidentifikasi apakah penyebab osteoporosis yang Anda alami diakibatkan oleh kondisi medis lainnya.

Diagnosis yang tepat akan membantu dalam menentukan pilihan pengobatan yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda serta dapat meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan. Buat janji temu dengan Chou Neuroscience Clinic sekarang juga.

Apa saja pilihan pengobatan Osteoporosis in Singapura?

Osteoporosis bukanlah proses penuaan yang normal. Untungnya, osteoporosis adalah kondisi yang dapat dicegah dan ditangani. Pilihan pengobatan osteoporosis bisa bervariasi tergantung pada individu dan tingkat keparahan gejala. Beberapa pilihan pengobatan untuk osteoporosis, meliputi:

  • Perubahan gaya hidup: menjaga berat badan yang ideal/sehat melalui olahraga atau aktivitas fisik yang tepat dan memadai akan sangat bermanfaat untuk pencegahan. Sebagai bonus, ini juga akan membantu mencegah muncul kondisi lain, seperti penyakit jantung dan diabetes.
  • Obat-obatan medis: baik pria dan wanita dengan risiko patah tulang yang tinggi, resep obat osteoporosis yang paling sering diberikan adalah pil bisphosphonat.
  • Perubahan pola makan: penderita osteoporosis perlu menjaga pola makan yang sehat dan seimbang, meningkatkan konsumsi vitamin D dan kalsium, serta membatasi atau menghentikan konsumsi rokok dan alkohol.
  • Fisioterapi: fisioterapis akan membuat program latihan khusus untuk memperkuat tulang dan otot Anda selama berminggu-minggu dan berbulan-bulan. Program ini akan membantu meningkatkan keseimbangan dan mengurangi kemungkinan Anda untuk terjatuh.
  • Suntikan: injeksi, seperti denosumab (Prolia), diberikan sebagai pengobatan untuk memperkuat tulang Anda.
  • Operasi: prosedur operasi hanya dilakukan untuk kasus parah ketika nyeri terjadi secara terus-menerus atau jika ada risiko kerusakan saraf.

Pertanyaan yang Sering Ditanyakan

Apakah osteoporosis bisa sembuh dengan sendirinya?

Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan osteoporosis, tetapi pengobatan dapat membantu memperlambat atau menghentikan hilangnya kepadatan tulang serta mengurangi risiko patah tulang. Hal ini akan melibatkan pengobatan, perubahan pola makan, olahraga, dan langkah-langkah untuk mencegah patah tulang.

Apakah penderita gangguan neurologis berpotensi mengidap osteoporosis?

Osteoporosis lebih sering terjadi pada orang dengan kondisi neurologis, seperti multiple sclerosis (MS) dan penyakit Parkinson (PD). Sebaliknya, gangguan neurologis secara mendadak, seperti stroke dan cedera saraf tulang belakang (SCI), dapat menurunkan kepadatan mineral tulang dengan cepat.

Dapatkah osteoporosis memicu masalah neurologis?

Dalam kasus osteoporosis tulang belakang yang parah, sistem saraf akan terganggu, dan Anda bisa mengalami mati rasa, kesemutan, atau kelemahan. Dokter akan melakukan pemeriksaan jika Anda mengalami sakit punggung atau postur tubuh yang buruk, bahkan sekalipun Anda menganggapnya sebagai bagian alami dari penuaan.

Apa saja tanda bahaya dari osteoporosis?

Tanda bahaya dari osteoporosis yang perlu diwaspadai, meliputi kepadatan tulang yang rendah, mudah mengalami patah tulang, postur tubuh membungkuk, punggung atas yang melengkung, sakit punggung secara tiba-tiba, masalah pencernaan, dan masalah pada gigi.

Layanan Konsultasi Virtual

+65 9761 1163
Jadwal Konsultasi
Senin - Jumat pukul 11.00 - 18.00 | Sabtu pukul 11.00 - 14.00 | MINGGU LIBUR
Hak Cipta © 2024 Chou Neuroscience Clinic | Syarat & Ketentuan
Copyright © 2023 Chou Neuroscience Clinic. All Rights Reserved
cross